Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

KPK Periksa Ketum PSSI Terkait Kasus Hambalang



Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Djohar Arifin terkait penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana dan prasarana olahraga Hambalang, Jumat (14/6/2013). Djohar akan dimintai keterangan sebagai saksi untuk tiga tersangka kasus Hambalang.
"Saksi untuk AAM (Andi Alfian Mallarangeng), DK (Deddy Kusdinar), dan TBM (Teuku Bagus Muhammad Noer)," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha.
KPK memeriksa Djohar karena dianggap tahu seputar proyek Hambalang. Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar melalui pengacaranya, Rudy Alfonso mengungkapkan kalau Djohar terlibat dalam rapat pimpinan yang menetapkan Deddy sebagai pejabat pembuat komitmen (PPK) proyek Hambalang.
Sementara itu, saat memenuhi panggilan pmeriksaan KPK pagi ini, Djohar mengaku tidak tahu menahu soal Hambalang. Dia membantah disebut ikut dalam rapat penentuan PPK.
"Saya enggak pernah ikut rapat, enggak ada urusan saya," ujar Djohar.
Menurut Djohar, saat masih di Kemenpora, dia tidak berwenang ikut dalam rapim.
"Jabatan saya tidak memungkinkan untuk itu, enggak ada urusan, saya pensiun 2010," katanya.
Dalam kasus Hambalang, KPK menetapkan Andi, Deddy, dan Teuku Bagus sebagai tersangka atas dugaan penyalahgunaan wewenang yang mengakibatkan kerugian negara. Pada Kamis (13/6/2013) kemarin, KPK menahan Deddy.


Bumi Memanas, Beruang Kutub Harus Lebih Gemuk


Pemanasan global yang sedang terjadi saat ini, memaksa beruang kutub agar lebih gemuk untuk bisa bertahan hidup selama menghabiskan musim panas di daratan.

Fakta menarik ini terungkap dari hasil kajian selama 10 tahun yang dilakukan Dr Seth Cherry dan timnya dari University of Alberta, terhadap populasi beruang kutub yang hidup di sebelah barat teluk Hudson.

Beruang kutub di lokasi penelitian sepertinya telah beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan yang terjadi. Hewan itu melakukan migrasi tahunan, terdorong ke daratan akibat melelehnya es yang ada di lautan selama musim panas dan baru membeku kembali pada akhir November atau awal Desember yang bertepatan dengan akhir musim gugur.

“Kondisi lingkungan seperti ini menjadi tantangan yang menarik bagi spesies yang telah berevolusi menjadi pemburu anjing laut yang hidup berasosiasi dengan es," kata Cherry.

"Meski beruang kutub merupakan perenang yang sangat hebat dibandingkan beruang lainnya, beruang ini menggunakan es yang ada di lautan untuk aktivitas mereka seperti berpergian, berburu, bereproduksi, dan beristirahat,” kata lanjutnya.

Cherry dan timnya telah mengamati 109 beruang kutub betina sejak tahun 1991-1997 dan 2004-2009. Pada saat bersamaan, tim juga mengamati posisi dan konsentrasi es laut menggunakan citra satelit.

Dari data yang diperoleh Cherry dan timnya, tercatat bahwa pada beberapa tahun belakangan, beruang kutub datang lebih awal di musim panas dan meninggalkan daratan pada musim gugur.

“Ini merupakan contoh perubahan perilaku yang jelas terjadi akibat iklim yang memanas dan mungkin membantu menjelaskan hasil penelitian lain yang menunjukkan adanya penurunan pada kondisi tubuh dan produksi keturunan beruang kutub,” papa Cherry seperti dikutip Physorg, Selasa (19/3/2013).

Selama di daratan, beruang kutub tidak dapat berburu anjing laut yang menjadi sumber makanannya karena  sulitnya mencapai lokasi tempat buruan.

Ini berarti, semakin lama beruang tersebut berada di daratan, semakin lama juga mereka harus bertahan hidup tanpa asupan energi. Dengan kata lain, beruang kutub harus menyiapkan cadangan energi (misalnya lemak) lebih banyak untuk bisa bertahan hidup.

“Perubahan lingkungan yang disebabkan kondisi lingkungan menjadi penyebab es yang ada di lautan mencair lebih awal dan membeku lebih lambat, atau keduanya, ternyata berdampak pada kesehatan beruang kutub di daerah ini. Pada akhirnya, bagi kehidupan beruang kutub, yang berlaku adalah survival for the fattest,” ujar Cherry.

Cherry berharap hasil kajian yang dipublikasikan di jurnal Journal of Animal Ecology ini bisa membantu peneliti lain dan pengelola alam liar untuk memprediksi potensi perubahan lingkungan akibat kondisi iklim bisa mempengaruhi kondisi ekologi, khususnya pola migrasi hewan ini.

Sumber : Physorg, dikutip juga di Kompas.com
 
Support : Kaka 107,9 Mhz
Copyright © 2013. Kaka 107,9 Mhz - All Rights Reserved
Published by Lab.Komunikasi STAIN Kediri
Proudly powered by Kaka 107,9 Mhz